10.10.11

Pelajar dan Sastra.



"Sastra Indonesia, adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu(dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura."


Kutipan artikel di atas, merupakan pengertian Sastra Indonesia menurut Wikipedia.Com. Ya, mudah saja jika kita semua ingin mengetahui pengertian Bahasa/Sastra Indonesia, sekarang ini sudah banyak media canggih yang dapat kita gunakan. Kini semua generasi, terutama para pelajar sudah menggunakan media tersebut untuk mencari pengertian dan berbagai macam informasi dari hal yang ingin mereka ketahui. Namun jujur saja, dengan membaca kutipan artikel diatas, tidak lantas membuat saya memahami betul apa itu Sastra/Bahasa Indonesia. Jika masih banyak orang yang menjawab pengertian dari Sastra/Bahasa Indonesia seperti kutipan artikel tersebut.. saya rasa itulah mengapa sangat sulit untuk membangun karakter bangsa di negara ini. Karena sastra bukanlah sekedar teori, namun sangat dibutuhkan praktek dan pemahaman yang baik untuk pembangunan karakter bangsa.. Terutama untuk para pelajar.

Bahasa dan Sastra. Bukanlah kata yang asing didengar lagi. Bahkan kita hidup berdampingan dengan kedua kata tersebut setiap harinya.
Saya, Sebagai pelajar SMA pun sudah cukup sering mendengar dua kata tersebut di lingkungan saya.
Namun, walaupun sudah cukup sering didengar dan hampir setiap hari saya (re: pelajar) mendapatkan materi pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, "Bahasa dan Sastra" masih menjadi hal yang sulit dipahami. Terutama pada generasi muda jaman sekarang.
Saya, seorang pelajar yang masih duduk di bangku SMA kelas 2. Setiap minggunya saya mendapatkan pelajaran Bahasa Indonesia selama kurang lebih 4 jam, dan tenggat waktu itu buat saya dan kebanyakan teman-teman saya tidaklah cukup untuk benar-benar memahami apa itu Sastra & Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Saya dan teman-teman saya menggunakan Bahasa Indonesia setiap harinya, kami berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, kami bermain dan bercengkrama setiap hari dan setiap menitnya menggunakan Bahasa Indonesia. Namun saat saya dan teman-teman mengerjakan ulangan Bahasa Indonesia di sekolah, masih banyak teman-teman saya yang mendapatkan nilai dibawah KKM (Kriteria Kelulusan Murid). Bahkan mata pelajaran Bahasa Indonesia, merupakan mata pelajaran yang dianggap paling menyullitkan murid-murid SMP&SMA untuk lulus dari Ujian Nasional.
Ya, bahasa nasional kita adalah Bahasa Indonesia, dan Bahasa Indonesia adalah 1 dari sekian alasan mengapa para pelajar tidak lulus Ujian Nasional. Ironis memang.
Namun tidak pantas rasanya jika kita menyalahkan Bahasa Indonesia sebagai penyebab sulitnya para pelajar untuk tidak lulus dalam Ujian Nasional. Justru disinilah, Sastra/Bahasa Indonesia menjadi korban.

Sastra dan Bahasa merupakan elemen yang penting dalam membangun karakter bangsa, Dan saya rasa sarana yang paling penting dalam membangun karakter bangsa adalah melalui para generasi pemuda/para pelajar. Bagaimana mungkin karakter bangsa dapat dibangun dengan baik, jika generasi mudanya sendiripun masih lemah dalam bertutur kata dan bertutur bahasa.
Jika boleh saya jujur dan berbagi cerita di tulisan saya ini, Saya lebih sering mendengar teman saya mengucapkan kata-kata tidak baik yang sangat tidak pantas di ucapkan oleh seseorang yang disebut pelajar, dibandingkan mengucapkan kata-kata yang dapat menggambarkan bahwa seorang pelajar memang merupakan sarana yang baik untuk mengembangkan karakter bangsa. Memang mereka semua mengucapkan Bahasa Indonesia, namun arti dari ucapan mereka tersebut bukan cerminan dari seorang pelajar yang di harapkan bangsa. Bahasa Indonesia kini sudah kehilangan makna&dasar hukum aslinya.
Namun sekali lagi, tidak bisa rasanya menyalahkan Bahasa Indonesia sebagai alasan mengapa para pelajar tidak dapat lagi dikatakan lagi sebagai penerus bangsa. Sekali lagi, justru disinilah Sastra/Bahasa Indonesia menjadi korban

Menanamkan Sastra&Bahasa Indonesia, jauh lebih sulit dibandingkan membawa budaya asing kepada para pelajar. Para pelajar kini terkesan lebih menghargai budaya dan bahasa asing dibandingkan dengan budaya dan bahasa tanah air mereka sendiri. Memang, mempelajari budaya&bahasa asing bukanlah hal yang sepenuhnya negatif, justru banyak pelajar yang dapat mengharumkan nama bangsa karena menguasai budaya&bahasa asing tersebut.
Namun, tak sedikit para generasi muda&pelajar yang menyaring budaya&bahasa asing dengan cara yang negatif. Sehingga menimbulkan prilaku-prilaku yang menyimpang dan menyalahi norma-norma yang berlaku di Indonesia.

Kini, Bahasa/Sastra dan Pelajar menjadi 2 unsur yang sulit untuk di kaitkan, dimana seharusnya 2 unsur tersebutlah yang menjadi faktor kuat untuk membangun karakter bangsa kita ini.
Namun, saya rasa bukan sepenuhnya salah para pelajar jika kini, kami(pelajar) kurang kesadaran akan kepentingan dari Bahasa/Sastra Indonesia. Saya rasa, banyak faktor di lingkungan saya yang juga kurang mendukung pembelajaran Bahasa/Sastra Indonesia tersebut.
Kurangnya fasilitas dari pendidikan formal, berkurangnya moral dari para pengajar kepada siswanya, kurangnya informasi tentang Budaya & Bahasa leluhur dari kerabat/keluarga terdekat.. merupakan beberapa faktor yang saya rasa harus sangat diperhatikan.
Faktor-faktor tersebut dapat saya temui setiap harinya, sehingga mengakibatkan ketidak pedulian akan Bahasa/Sastra Indonesia tersebut semakin kuat

Sekali lagi, Pelajar dan Sastra... Merupakan 2 unsur penting dalam membangun karakter bangsa. 
Alangkah baiknya, jika masing-masing individu di negara ini bersama-sama membangun kesadaran diri masing-masing dan mulai menanamkan rasa kepedulian terhadap Bahasa/Sastra Indonesia didirinya sendiri dan terutama kepada para pelajar & generasi muda.
Saya harap, saya merupakan seorang pelajar & generasi muda pembangun karakter bangsa.